Migrasi

             Migrasi

Konsep Migrasi

Migrasi merupakan aktivitas perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya, baik dalam lingkup satu negara maupun antar negara. Migrasi tidak hanya berlaku untuk manusia, namun hewan juga bisa melakukan migrasi. Contohnya migrasi burung karena adanya pergantian musim. Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada beberapa faktor yang mempengaruhi migrasi penduduk, yaitu: Faktor politik di suatu wilayah atau negara, faktor keamanan dalam satu wilayah atau negara, faktor bencana alam, faktor ekonomi, faktor pendidikan serta faktor sosial budaya. Migrasi merupakan salah satu faktor dari ketiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan faktor lain adalah kelahiran dan kematian. Peninjauan migrasi secara regional sangatlah penting, mengingat adanya densitas dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor pendorong dan penarik migrasi, adanya disentralisasi dalam pembangunan, di pihak lain komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negatra tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam maupun perang.

Migrasi di Indonesia ada yang bersifat swakarsa dan ada yang disponsori oleh pemerintah. Jenis yang terakhir ini dikenal dengan transmigrasi. Suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan melebihi kapasitas daya dukung alam dan lingkungan dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat pendapatan penduduk setempat dan menimbulkan kemiskinan sehingga mendorong penduduk untuk melakukan migrasi dari daerah yang satu ke daerah yang lain yang memberi harapan lebih baik bagi kehidupan (Ismail, 2000). Pola mobilitas di Indonesia telah diwarnai oleh mobilitas non permanen dan permanen dengan arah yang berubah (Ananta dan Chotib, 1998). Mobilitas penduduk ada yang bersifat non permanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.

Jenis-jenis Migrasi

Jenis-jenis migrasi ini akan masuk dalam macam-macam migrasi. Sebelum itu harus mengetahui terlebih dahulu, bahwa ada dua jenis migrasi. Ada migrasi nasional dan migrasi internasional.

1. Migrasi Nasional

Migrasi nasional atau lokal ini merupakan perpindahan penduduk di dalam satu wilayah negara yang dilakukan dengan tidak adanya keterpaksaaan. Tujuan perpindahan ini untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Mengenai migrasi nasional ini misalnya saja pindahnya politikus Fahri Hamzah dari NTB ke Jakarta dengan tujuan menjalankan tugasnya sebagai Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Terdapat juga jenis-jenis migrasi Nasional :

A. Sirkulasi

Sirkulasi merupakan perpindahan penduduk yang tidak menetap, namun ada juga yang menetap atau tinggal sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi bisa dibedakan ke dalam jenis-jenis berikut ini :

a. Sirkulasi Harian, perpindahan penduduk suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya (tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan penglaju atau komuter.

b. Sirkulasi Mingguan, perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain pada awal pecan dan akan kembali pada akhir pekan.

c. Sirkulasi Bulanan, perpindahan penduduk dari suatu daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh antardaerah relative jauh, sehingga dianggap tidak efektif baik segi waktu maupun biaya jika melakukan sirkulasi harian atau mingguan.

B. Urbanisasi

Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Biasanya, urbanisasi sifatnya menetap jadi jumlah penduduk suatu kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang tinggalkan.

Faktor pendorong urbanisasi yaitu :

a. Tidak ada lapangan pekerjaan yang memadai di luar sektor pertanian.

b. Lahan pertanian sempit.

c. Upah tenaga kerja yang rendah.

d. Sarana dan prasarana sosial terbatas.

e. Anggapan lebih terpandang bila bekerja di kota.

f. Tidak cocok dengan pola kehidupan desa.

Faktor penarik urbanisasi yaitu :

a. Tersedia banyak lapangan pekerjaan.

b. Upah tenaga kerja yang lebih besar.

c. Sarana dan prasarana sosial memadai.

C. Ruralisasi

Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. Jadi, ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Umumnya, ruralisasi dilakukan oleh masyarakat yang dulunya pernah melakukan urbanisasi. Namun, banyak juga penduduk kota asli yang pindah ke desa.

Faktor pendorong ruralisasi yaitu :

a. Merasa jenuh tinggal di kota.

b. Harga lahan di kota semakin mahal dan tidak terjangkau.

c. Keinginan memajukan desa ataupun daerah asal.

d. Merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.

Faktor penarik ruralisasi yaitu :

a. Harga lahan di pedesaan relative lebih murah.

b. Pola kehidupan masyarakat lebih sederhana.

c. Suasana lebih tenang sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani pensiun.

d. Perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.

D. Transmigrasi

Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk antar pulau. Misalnya, dari Jawa ke Kalimantan atau ke Sumatera. Jadi transmigrasi dilakukan oleh orang yang tinggal di pulau padat penduduk ke pulau yang masih jarang penduduknya. Orang yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.

Berikut ini jenis transmigrasi berdasarkan pelaksanaannya :

a. Transmigrasi Umum, transmigrasi yang dilakukan oleh program pemerintah. Biaya ditanggung oleh pemerintah, termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan.

b. Transmigrasi Spontan, transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran dan biaya sendiri.

c. Transmigrasi Sektoral, transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi.

d. Transmigrasi Bedol Desa, transmigrasi yang dilakukan terhadap satu desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan karena beberapa faktor, yaitu :

- Daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah, misalnya pembangunan waduk yang luas.

- Daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang ada didalamnya harus dipindahkan.

2. Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan yang dilakukan oleh masyarakat dari menjadi penduduk negara satu ke suatu negara lain. Perpindahan ini dilakukan atas dasar sukarela dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Misalnya saja seseorang yang melakukan migrasi internasional ini seperti Anggun dari Warga Negara Indonesia menjadi Warga Negara Prancis seperti sekarang.

Terdapat juga jenis-jenis Migrasi Internasional :

A. Imigrasi

Imigrasi ialah datangnya penduduk dari sebuah Negara lain ke sebuah Negara, misalnya wisatawan negara luar datang ke Indonesia.

B. Emigrasi

Emigrasi ialah perpindahan penduduk yang berpindah sebuah Negara ke Negara yang lain, misalnya tenaga kerja indonesia (TKI) dari Indonesia bertempat di Malaysia untuk bekerja.

C. Repatriasi

Repatriasi ialah perpindahan penduduk dari Negara yang di tinggalinya dalam waktu sementara  dan kembali ke Negara asalnya setelah sekian lama tidak kekampung halamannya. Contohnya, orang asal Indonesia yang sudah lama menetap di negara luar kembali pulang ke kampung halamannya di Indonesia.

 

 

Sumber Data

Sumber utama data statistik migrasi saat ini adalah dari SP dan SUPAS. Sejak Indonesia merdeka telah diselenggarakan SP sebanyak enam kali, yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Untuk SUPAS, BPS sudah melaksanakannya sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1976, 1985, 1995 dan 2005. Dari SP dan SUPAS ini diperoleh informasi yang berkaitan dengan migrasi seperti tempat lahir, tempat tinggal sebelumnya, lamanya tinggal di tempat tinggal sebelumnya, tempat tinggal 5 tahun yang lalu, dan alasan pindah dari tempat tinggal 5 tahun yang lalu. Sumber data lain yang sangat potensial berasal dari sistem administrasi kependudukan yang dikembangkan oleh Dirjen Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri. Berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 1977, registrasi penduduk berfungsi mencatat beberapa peristiwa vital, seperti kelahiran, kematian dan perpindahan. Namun data tersebut masih dianggap kurang reliabel karena sistemnya sangat bergantung pada pelaporan dari penduduk. Banyak penduduk yang masih enggan untuk melaporkan kejadian vital yang dialaminya. Sementara survei atau studi khusus migrasi yang diselenggarakan oleh lembaga penelitian dan pendidikan belum dapat mencakup seluruh wilayah nusantara, tapi lebih sering bersifat studi kasus. Registrasi kependudukan yang sangat penting sebagai dasar berbagai penelitian kependudukan termasuk data tentang kelahiran yang sangat berpengaruh dalam penyusunan perencanaan bidang kependudukan dirasakan masih jauh dari sempurna, sehingga data perpindahan yang lebih terandalkan hingga kini adalah SP dan SUPAS.

Ukuran

Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk daerah tujuan dalam satu tahun.

   Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 penduduk daerah asal dalam satu tahun.

   Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu tahun.

Perhitungan

Perhitungan

1.      Angka mobilitas

Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. rumus:



m = angka mobilitas

M= jumlah mover

P = penduduk

k = 1000

2.      Angka migrasi masuk

Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. rumus:



mi = angka migrasi masuk

I = jumlah migrasi masuk

P = penduduk pertengahan tahun

3.      Angka migrasi keluar

Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang penduuk daerah asal dalam waktu satu tahun. rumus:



mo = angka migrasi keluar

O = jumlah migrasi yang keluar

P = penduduk pertengahan tahun

 

4.      Angka migrasi neto

Selisih banyaknya migran dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam Satu tahun. Rumus:



 

Mn = angka migrasi neto

O = jumlah migrasi keluar

I = jumlah migrasi masuk

P = penduduk pertengahan tahun

 

5.      Angka migrasi bruto

Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk Dan migrasi keluar di bagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat Tujuan. Rumus:



Mg = angka migrasi bruto

P1 = penduduk di tempat tujuan

P2 = penduduk di tempat asal

K = 1000

Dampak Migrasi

Dampak migrasi Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam kegiatan migrasi, baik migrasi internasional dan migrasi internal masing-masing memiliki dampak positif dan negatif.

Dampak Imigrasi

Imigrasi merupakan perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap.

 Berikut dampak positif Imigrasi:

·        Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli.

·        Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan.

·        Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi.

·        Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa.

 Beriku dampak negatif imigrasi:

·        Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

·        Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, atau bertujuan politik.

Dampak Emigrasi

Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari tanah air sendiri ke negara lain untuk menetap.

 Berikut dampak Positif Emigrasi:

·        Menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing.

·        Mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya.

Dapat memperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain.

·        Berikut dampak negatif emigrasi:

·        Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan.

·        Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.

 

Dampak Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpendudukan padat ke daerah (pulau) yang berpendudukan sedikit.

Berikut dampak positif transmigrasi:

·        Meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran.

·        Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi.

·        Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya.

·        Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, coklat.

·        Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk.

Dampak negatif transmigrasi:

·        Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran.

·        Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi. Karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.


Dampak urbanisasi

Dampak positif urbanisasi:

·        Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota.

·        Mengurangi jumlah pengangguran di desa.

·        Meningkatkan taraf hidup penduduk desa.

·        Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas.

·        Perekonomian di kota semakin berkembang.

Dampak negatif urbanisasi:

·        Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa.

·        Produktivitas pertanian di desa menurun.

·        Meningkatnya tindak kriminalitas di kota.

·        Meningkatnya pengangguran di kota.

·        Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan.

·        Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.


Daftar Pustaka :

https://duniapendidikan.co.id/apa-itu-migrasi/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/13/101500969/dampak-migrasi-penduduk?page=all

https://hot.liputan6.com/read/4235487/jenis-jenis-migrasi-nasional-dan-migrasi-internasional-yang-perlu-dipahami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Kependudukan

Pengantar Demografi