Fertilitas

Fertilitas

Fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi (Mantra, 2000:145). Definisi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan OrganisasiKesehatan Dunia (World Health Organization-WHO), terdapat tiga konsep mengenai kelahiran. Pertama, lahir hidup (live birth), adalah kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saar dilahirkan. Kedua adalah lahir mati, kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan. Konsep terakhir adalah aborsi, peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan umur kurang dari 28 minggu baik secara sengaja maupun tidak disengaja (Adioetomo dan Samosir, 2010:73-74). Menurut Suandi (2010), fertilitas merupakan bagian dari sistem yang sangat kompleks dalam sosial, biologi, dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Dalam penentuan tinggi rendahnya tingkat fertilitas seseorang, keputusan diambil oleh istri atau suami-istri atau secara luas oleh keluarga. Penentuan keputusan ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang dan lingkungan, misalnya pendidikan, pendapatan, pekerjaan, norma keluarga besar umur perkawinan, dan sebagainya. SDKI (2007) menyebutkan bahwa jumlah anak dari seorang wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk tingkat pendidikan (menyebabkan penundaan perkawinan), umur kawin pertama, keinginan membatasi jumlah anak, dan penggunaan kontrasepsi. Oleh karena itu, perbedaan-perbedaan fertilitas antar masyarakat maupun antar waktu dari suatu masyarakat baru dapat diketahui atau dipahami apabila telah memahami beragam faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan fertilitas.

  • Fertilitas sebagai istilah demografi berarti “hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
  • Fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. 
  • Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kehiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia

Teori-teori dalam fertilitas

Teori Permintaan Anak

Todaro dan Smith (2000:336-339) mengemukakan teori mikroekonomi fertilitas rumah tangga merupakan teori perilaku konsumen (theory of consumer behavior), yang diaplikasikan terhadap analisis fertilitas. Teori perilaku konsumen konvensional mengasumsikan bahwa seorang individu, berdasarkan selera atau preferensi-preferensi tertentu atas serangkaian barang (fungsi utilitas), akan selalu berusaha memaksimumkan kepuasannya dari konsumsi atas barang-barang atau jasa yang ditawarkan kepadanya, tentunya sesuai dengan keterbatasan pendapatannya sendiri maupun harga-harga relatif dari semua barang atau jasa yang diproduksi.

Teori Aliran Kekayaan

Teori aliran kekayaan oleh  John Caldwell menyatakan terdapat hubungan langsung antara struktur keluarga dengan fertilitas. Teori aliran kekayaan (wealth flows theory) tersebut menyatakan bahwa keputusan akan fertilitas dalam masyarakat merupakan respon rasional secara ekonomi pada arus kekayaan suatu keluarga (Kaplan dan Bock, 2001). Masyarakat yang mempunyai kekayaan dengan nilai bersih tinggi akan memutuskan secara rasional ekonomi untuk memiliki anak (surviving children) sebanyak mungkin karena setiap tambahan anak dipercaya 22 akan menambah kekayaan dari orang tua, keamanan di masa tua, dan kesejahteraan secara sosial maupun politik. Sementara itu, pada masyarakat yang memiliki kekayaan bersih yang rendah atau miskin, secara rasional ekonomi akan memutuskan untuk tidak mempunyai anak atau memiliki anak dengan jumlah yang minimum sesuai dengan keinginan dari orang tua.

Problema pengukuran

Problema pengukuran fertilitas penduduk Adapun probelema yang dihadapi dalam pengukuran fertilitas penduduk yaitu : Seorang perempuan yang secara biologis (fecund) tidak selalu melahirkan anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan abstinensi atau menggunakan alat- alat kontrasepsi. Pengukuran fertitas lebih komples dibanding dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.

Seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi, atau sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan itu menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena melahirkan melibatkan dua orang (suami dan isteri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal).

Masalah lain yang ditemukan dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena kemungkinan ada beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai atau menjanda.

Pengukuran Fertilitas

Pengukuran Fertilitas Ada 2 macam pengukuran fertilitas, yaitu : 1. Fertilitas tahunan yaitu : mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. 2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif yaitu : mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri masa usia subur.

Konsep-konsep

1.      Lahir hidup (live birth) :

Menurut UN & WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misalnya : bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot.

2.      Lahir Mati (still birth) :

Adalah kelahirann seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

3.      Abortus :

Kematina bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu, ada 2 macam abortus : disengaja (induced) dan tidak disengaja (spontaneous).

-          induced abortion berdasarkan : a) alasan medis à karena mempunyai penyakit jantung yang berat sehingga membahayakan jiwa si ibu

-          tidak berdasarkan alasan medis

4.      Masa Reproduksi (childbearing age)

Masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur (15 – 49) tahun.

   Sumber Data Fertilitas

1.      Registrasi

Data yang tersedia : statistik kelahiran (birth statistics)

2.      Sensus

Data yang tersedia :

    1. komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
    2. jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
    3. jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu (misalnya 1 tahun yang lalu)
    4. data penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas (misalnya penduduk usia kawin).

Data fertilitas bersifat nasional :

  1. sensus penduduk, BPS
  2. SUSENAS
  3. survey fertilitas dan mortalitas indonesia
  4. SUPAS (survey penduduk antar sensus)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran (fertilitas) adalah :

Faktor Demografi, antara lain :

  • ·        Struktur umur
  • ·        Tingkat pendidikan
  • ·        Umur pada waktu perkawinan pertama
  • ·        Banyaknya perkawinan
  • ·        Status pekerjaan wanita
  • ·        Penggunaan alat kontrasepsi
  • ·        Pendapatan/kekayaan

Faktor Non Demografi, antara lain :

  • ·        Keadaan ekonomi penduduk
  • ·        Tingkat pendidikan
  • ·         Perbaikan status perempuan
  • ·        Urbanisasi dan industrialisasi

Fekunditas

Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi. Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Dalam bidang demografi[1][2], fekunditas adalah kapasitas reproduksi potensial suatu individu ataupun populasi. Fekunditas berada di bawah kontrol genetik maupun lingkungan dan merupakan ukuran utama kebugaran biologi suatu spesies. Fekunditas sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak.  Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas.

Menurut Urip (2014) yang mengutip pendapat Moni Nag (1979), seorang Antropolog, Ada 10 variabel (yang dipengaruhi modernisasi) yang mempengaruhi naik-turunnya fertilitas :

1) Fekunditas (amenorrhea dan ovulasi), yang dipengaruhi oleh laktasi (lamanya menyusui). Pada wanita modern banyak meninggalkan kebiasaan menyusui anaknya. Hal ini juga dipengaruhi oleh gencarnya susu kaleng, sehingga menyebabkan kesuburan wanita cepat datang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita, maka semakin tinggi pula untuk meninggalkan laktasi.

2) Fekunditas dalam hal ini amenorrhea (periode mati haid atau berhentinya haid secara alami setelah melahirkan), menarche (periode haid yang pertama), dan menopause (periode berhentinya haid), yang dipengaruhi oleh gizi (nutrisi). Dalam hal ini modernisasi menyebabkan meningkatnya ekonomi dan kesehatan, sehingga pemenuhan gizi dapat meningkat. Gizi yang baik akan mempengaruhi fekunditas dan akan mempengaruhi menarche, sehingga usia reproduksi meningkat dan menopause bisa lebih lama.

3) Keguguran (miscarriage) dan lahir mati (stillbirth) lebih sedikit karena kesehatan yang terpelihara dengan baik.

4) Kemandulan yang disebabkan oleh penyakit kelamin akan menurun karena kesehatan meningkat dan bertambah baik, sehingga kesuburan wanita meningkat.

5) Abstinensi (pantang) sukarela terutama sesudah melahirkan tidak tinggi lagi, sehingga fertilitas naik.

6) Keadaan menjanda dan janda (widowerkrod) prosentasenya menurun, sehingga menyebabkan fertilitas naik.

7) Perceraian dan perpisahan juga berkurang karena ekonomi membaik, sehingga fertilitas naik.

8) Usia kawin dan proporsi wanita yang tidak pernah kawin (selibat). Usia kawin meningkat dan proporsi wanita tidak kawin menurun karena ekonomi membaik, sehingga fetilitas naik.

9) Frekuensi hubungan kelamin (intercouse) makin tinggi terutama dalam hubungan dengan keluarga luasnya, sehingga fertilitas naik.

10) Abstinensi terpaksa atau tidak sengaja berkurang, sehingga fertilitas naik.

Angka Kelahiran Tahunan

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)

adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Untuk mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.

Pada dasarnya angka kelahiran kasar juga digolongkan menjadi tiga kategori. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar saat dilakukannya praktik dapat memudahkan penelitian. Adapun golongan tersebut meliputi:

  1. golongan tinggi
  2. golongan sedang
  3. golongan rendah

dalam pengkategorian tersebut juga dibedakan dalam berbagai hal, misalnya saja pada golongan tinggi. Disebut golongan tinggi apabila bayi yang lahir memiliki jumlah lebih dari 30. Sedangkan untuk golongan kedua yaitu golongan sedang di kriteriakan apabila kelahiran antara 20-30.

 Angka Kelahiran menurut Umur (ASFR)

Angka kelahiran menurut kelompok umur menunjukkan jumlah kelahiran yang dialami oleh wanita kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun. Angka ini biasanya dinyatakan dengan jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur tertentu per 1000 wanita pada kelompok umur tersebut.  Angka kelahiran menurut kelompok umur menunjukkan jumlah kelahiran yang dialami oleh wanita kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun. Angka ini biasanya dinyatakan dengan jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur tertentu per 1000 wanita pada kelompok umur tersebut.

       TFR Indonesia hasil SP2010 yang dihitung dengan menggunakan metoda anak

kandung adalah 2,414 anak per wanita; artinya wanita di Indonesia secara rata-rata akan melahirkan 2-3 anak selama masa repoduksinya. Dari Gambar 2 dapat dilihat penurunan fertilitas pada tahun-tahun terakhir. Di tahun 1967 hasil SP1971 TFR Indonesia adalah 5,605 anak per wanita. Kemudian pada tahun 1976 hasil SP80 TFR Indonesia mengalami penurunan menjadi 4,680 anak per wanita atau turun sekitar 1,9 persen. Pada tahun 1986 TFR Indonesia hasil SP90 menjadi 3,326 anak per wanita atau turun sekitar 3,3 persen. Keadaan ini terus berlanjut sampai dengan tahun tahun 1996 TFR menjadi 2,344 atau turun sekitar 3,4 persen, dan hasil SP2010 TFR Indonesia sedikit mengalami kenaikan sekitar 0,5 persen.

Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate

Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate  yang sering disingkat TFR adalah jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa usia suburnya (antara umur 15-49 tahun). Indikator ini penting dan strategis untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu negara ataupun seluruh negara dalam mengendalikan jumlah penduduknya melalui program Keluarga Berencana. Dalam hal ini, TFR sebesar 2,1 merupakan angka standar capaian ideal bagi seluruh negara (penduduk tumbuh seimbang). Dengan TFR 2,1 maka 2 orang anak yang dilahirkan hanya akan menggantikan kedua orang tuanya. Dalam jangka panjang penduduk di suatu negara dengan TFR 2,1 akan mengalami pertumbuhan nol (zero population growth). Angka tidak tepat 2,0 karena memperhitungkan faktor mortalitas dari bayi yang dilahirkan.

Apabila TFR berada dibawah angka 2,1 maka penduduk cenderung akan mengalami penurunan dalam hal jumlahnya serta akan mengalami penuaan, lalu apabila lebih dari 2,1 maka akan mengalami pertumbuhan, yang besarnya sangat ditentukan oleh angka TFR itu.

Pelaksanaan program Keluarga Berencana yang sudah secara intensif sejak tahun 1960-an oleh sebagian besar negara, berakibat pada penurunan angka TFR yang cukup signifikan. Menurut data yang dipublikasikan oleh United Nations, Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), Population Division  yaitu World Population Prospects 2019 dikemukakan bahwa angka TFR selama 50 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup berarti. Angka TFR menurun dari 4,7 anak per wanita usia subur tahun 1950 menjadi 2,5 tahun 2019. Diproyeksikan akan menjadi 2,2 tahun 2050 dan 1,9 tahun 2100.

 

Daftar Pustaka

https://praynadeak.wordpress.com/2013/02/06/konsep-konsep-teori-dan-ukuran-dasar-fertilitas/

https://andykomkom.wordpress.com/2014/11/11/pengertian-fertilitasmortalitas-dan-migrasi/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Kependudukan

Pengantar Demografi